Blaspheme Rumours

Ada sebuah percakapan sepasang kekasih (bukan suami-istri) setelah bercinta.

Cewe : Sayang, klo misalkan aku hamil, kamu akan cepat nikahin aku atau nyuruh aku aborsi..?
Cowo : Ah kamu nanya apa sih, aku
kan udah tau cara supaya kamu ga hamil.
Cewe : Yah
kan misalnya.. siapa tau kejadian.. gimana?
Cowo : Udahlah sayang.. ga usah dipikirin yang kya gitu2,
kan belum kejadian ini.. aku kan sayang sm kamu.. (sambil mencium kening si cewe)
Cewe : Hmm.. (sebenarnya tidak puas dengan jawaban si cowo, tp tidak tau mau ngomong apa lagi).

Kira2 begitulah gambaran dari seorang laki2 yg menunjukan ciri2 org yg tidak bertanggung jawab dan seorang perempuan yang mau saja di bodoh2in atas nama cinta. Malahan sy pernah lihat sebuah headline berita di koran murahan, judulnya “seorang wanita dibunuh pacarnya karena tidak mau aborsi”. Ck ck ck.. apakah memang cuma begitu aja ya manusia.

Laki – laki. Hmm.. sebenarnya mudah untuk membedakan mana laki2 dewasa yang bertanggung jawab dan mana yang tidak.
Manusia itu
kan makhluk sosial yang butuh berinteraksi, terutama seperti layaknya manusia normal, kita perlu hidup berpasang2an (yg sy maksud pasangan disini hanya untuk laki2 dgn perempuan ya). Dan untuk membedakan kita yang manusia dengan binatang, maka di ciptakanlah lembaga pernikahan dan di wajibkan dalam agama sebagai salah satu pelengkap ibadah.

Memang klo binatang kenapa? Gini.. aku jadi ingat kucingku dulu. Kucing betina yang dibuat bunting sm kucing garong. Beranaklah anak kucing. Betina juga. Setelah agak gedean dikit, kucing garong yang bisa disebut bapaknya itu membuntinginya juga. Kemudian beranaklah lagi anak kucing. Yup, betina lagi. Kelanjutannya? Bisa di tebak, si kucing garong ini juga 'menyikat' cucunya sendiri setelah agak gedean. Hahaha. Lucu bukan? Binatang itu emang bebas mau nge-seks sm siapa, dimana aja, kya buang air jg mo dimana aja bebas, ga perlu malu. Anehnya, berita2 ayah memperkosa anaknya sendiri, atau kakek perkosa cucu juga udah pernah kita dengar. Jadi apa bedanya laki2 ga bermoral itu dengan kucing, anjing, babi, dll. (eh skrg ada lagu ‘kucing garong’ ya? Ngomongin kucing garong yg sy maksud td ga? Hehehe)

Nah, balik ke laki2 yang dewasa dan tidak dewasa tadi. Biasanya klo laki2 sudah matang pikirannya, pasti tidak akan lama2 dlm berpikir untuk berumah tangga, tidak takut akan tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya. Yakin dan siap menjalani hidup suka dan duka bersama sang istri. Sebaliknya, jika laki2 belum dewasa.. pikirannya akan berumah tangga hanya yg buruk2nya saja, takut ga mampu menghidupi keluarganya kelak, takut salah pilih istri, takut setelah nikah nyesel krn tiba2 menemukan perempuan yg lebih ideal, takut bosan, takut dan takut. Tapi anehnya, jika untuk memuaskan nafsunya dengan sang pacar, tidak memikirkan apa2. Tidak takut apa2. Karena pikirnya, klo cuma pacaran kan, belum resmi, ga perlu ngasih nafkah, ga cocok tinggal putus, klo putus ga perlu ribut harta gono gini, dan klo ada yang lebih sreg ya bisa dengan mudah pindah kelain hati tanpa harus ribet ngurus surat cerai dan bla bla lainnya.

Yup, dengan begini kita bisa melihat dan membedakan mana laki2 yg sudah dewasa dan tidak. Sy bertanya ke temanku yang sudah menikah, katanya klo sudah dijalanin dalam rumah tangga, seks itu sudah jd bagian dr berumah tangga itu sendiri, sebagai sarana dalam memuaskan kebutuhan lahiriah. Rasanya ya memang akan begitu2 aja. Tapi klo di dasari cinta (sama2 cinta), seks akan menjadi rutinitas yg menyenangkan. Nah, beda dengan pasangan yang menikah bukan didasari cinta tp hanya karena mau ‘seks’-nya aja. Biasanya pasangan2 yang begini, lama2 akan bosan dan hampa. Dan ujung2nya akan mencari kesenangan diluar. Makanya perasaan itu penting juga, jangan sampai membohongi perasaan dan terlanjur menikah.

Mungkin bagi orang yang belum siap nikah, baik laki2 atau perempuan, lebih baik ya sendiri dulu. Banyak2in pergaulan dan berbuat baik pada siapa aja. Daripada pacaran cuma ga jelas arahnya. Yg laki2 pingin enaknya aja, yang cewe seneng di buai2nya. Tapi emang dasarnya ya itu td, karena suatu keterbutuhan laki2 dan perempuan untuk berinteraksi, trus dengan dalih untuk kebebasan berekspresi rasa sayang (sama2 sayang), jadilah dengan cara menjadi sepasang kekasih, ga masalah meskipun tanpa ikatan apa2 (ikatan pernikahan). Paling cuma ikatan emosi. Klo udah ga emosi, ya hilang juga ikatan itu. Cuma sesaat dan mati rasa. Setelah itu bebas dan tidak perlu bertanggung jawab apa2. Klo gaya pacaran yg sudah jauh, disinilah perempuan yang menjadi korban. Sudah mati2an memberikan cinta, jiwa dan raganya, eh pas laki2nya sudah bosan, si laki2 akan mulai menghindar dan pelan2 meninggalkan si cewe begitu saja. Klo di ungkit2 masalah si laki2 yang udah bikin pacarnya ga perawan lagi, dengan entengnya bilang “lah, org mau sm mau kok, dia sadar dan merasa enak jg saat melakukannya, aku ga maksa apa2.. kenapa harus tanggung jawab??”. Disini masalahnya si perempuan. Dengan kelabilan dan selalu mengikuti perasaan dibanding akalnya, maka akan berujung seperti ini jikalau kisah cintanya ga berjalan dengan lancar. Hanya berujung pada kerugian diri sendiri. Ga bisa si perempuan serta merta menyalahkan semua pada laki2. Makanya ini gunanya kita manusia punya moral. Harus bisa mikirin hal2 seperti ini. Masalah kesetia-an, tanggung jawab dan kasih sayang. Semua itu ga bisa asal ngikutin perut dan emosi aja.

Hhh.. sayang ya.. kadang manusia itu cuma bisa berpikir mana yang baik dan mana yg tidak, tapi utk menjalankannya.. ya xoxo deh.. dan klo udah kejadian, cuma bisa bilang “namanya juga manusia, suka khilaf”.

Aneh.. makin hari kok makin banyak aja orang yang nantangin Tuhan.. bahkan sekarang udah bnyk yg permisif dgn hal2 yg lebih belok lagi.. (lesbi n' homo). tapi pas udah tergelincir malah nyalahin Tuhan dengan nasib yg begitu menyedihkan.. harusnya kan  minta maaf.

Eh, Sayup-sayup sy mendengar lagu 'Blasphemous Rumours - Depeche Mode'

I don't want to start any blasphemous rumours
But I think that God's got a sick sense of humor
And when I die I expect to find Him laughing

Hmmmm..