Taxi Driver

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Drama
Directed by: Martin Scorsese

Nonton film ini kyanya ga diragukan lagi deh klo dari 1-10, dikasih nilai 9. Gw suka banget sm plot dan dialog2nya. Dengan bahasa jujur seadanya, kita jadi ngerti bgt apa yag di rasain Travis Bickel (di perankan oleh Robert De Niro), si supir taksi insomnia yang lebih memilih bekerja pada malam hari. Pada awalnya kita akan mengira klo si Travis ini agak aneh atau sedikit ‘phsyco’, karena menjalani hidup sendiri, merasa kesepian dan juga terlalu kritis terhadap apa yg dia liat, belum lagi kebiasaannya menghabiskan waktu dengan ntn film porno di bioskop khusus org dewasa. Ternyata hal ini ga menjadikan Travis bagian dari org2 ‘gila’ diluar sana, justru di dalam film ini gw melihat Travis adalah org yg paling ‘normal’, jujur, polos, dan sangat peduli dengan keadaan sekitarnya. Dia muak dengan keadaan jalanan yg selalu dia liat setiap malam.
Travis: All the animals come out at night - whores, skunk pussies, buggers, queens, fairies, dopers, junkies, sick, venal. Someday a real rain will come and wash all this scum off the streets.

Sampai pada suatu hari Travis bertemu Iris (Joddie Foster), seorang pelacur di bawah umur, sehingga timbul keinginan untuk menolong Iris keluar dari dunia hitam.
Iris: God, you're square.
Travis: Hey, I'm not square, you're the one that's square. Your full of shit, man. What are you talking about? You walk out with those fuckin' creeps and low-lifes and degenerates out on the streets and you sell your little pussy for peanuts? For some low-life pimp who stands in the hall? And I'm square? You're the one that's square, man. I don't go screwing fuck with bunch of killers and junkies like you do. You call that bein' hip? What world are you from?

Keinginan untuk menolong Iris semakin di perkuat dengan nasehat gemblung teman seprofesinya, yang setelah itu membuat Travis jd melakukan perbuatan nekad. Kocak banget percakapan si Travis sm temannya itu hihihi...
Wizard: Look at it this way. A man takes a job, you know? And that job - I mean, like that - That becomes what he is. You know, like - You do a thing and that's what you are. Like I've been a cabbie for thirteen years. Ten years at night. I still don't own my own cab. You know why? Because I don't want to. That must be what I want. To be on the night shift drivin' somebody else's cab. You understand? I mean, you become - You get a job, you become the job. One guy lives in Brooklyn. One guy lives in Sutton Place. You got a lawyer. Another guy's a doctor. Another guy dies. Another guy gets well. People are born, y'know? I envy you, your youth. Go on, get laid, get drunk. Do anything. You got no choice, anyway. I mean, we're all fucked. More or less, ya know.
Travis: I don't know. That's about the dumbest thing I ever heard.
Wizard: It's not Bertrand Russell. But what do you want? I'm a cabbie. What do I know? I don't even know what the fuck you're talking about.
Travis Bickle: Maybe I don't know either.
Huahahaha.. kocak kan.. ngaco tp ada benernya jg omongan si temennya itu :D.

Yaaa... pokoknya terakhirnya si Travis itu berakhir jadi Pahlawan deh.. kok bisa begitu? Mendingan nonton sendiri biar gw ga dibilang terlalu spoiler hehehe (dr td jg udah spoiling bgt).

Good job Mr. Martin! ;)

Ayat Ayat Cinta

Rating:★★
Category:Movies
Genre: Drama
too bad for 'Ayat2 Cinta the Movie'

2 kali nonton AAC, yg pertama di bayarin, yang kedua nemenin nyokap yg baru dtg dr kampung, kasian di sana ga pernah nonton bioskop (huahaha.. di dramatisir bgt).Dan setelah nonton yg kedua kali, gw baru ngeh.. ck ck ck.. Novel fenomenal AAC yang bagus bgt itu, di filmkan menjadi sangat2 rusak jalan cerita aslinya, dan tokoh2 baik malah di hilangkan, pesan2 moral kurang di angkat, dan tokoh utama di buat kurang berkarakter. Gila yah.. gw akuin gw emang rada subjektif klo nonton film, kadang gw liat dulu siapa pemainnya dan siapa sutradaranya, plus gw jg sgt memperhatikan detail dalam film. Jd gw kecewa bener dgn pengangkatan novel ini ke layar lebar kok malah di percayakan ke sutradara muda yang film2nya terdahulu lebih di peruntukan utk anak2 ABG, jadi cerita orisinil dari novel itu malah di belokan menjadi roman picisan yang udah biasa gw liat sebelumnya, yeah.. cinta segitiga which is di sini di gambarkan dalam kondisi berpoligami yang sebenarnya ga perlu2 bgt deh di tekankan, klo mo nonton ttg poligami ntn aja tuh ‘berbagi suami’.

Banyak bgt hal2 di film AAC ini yang merusak cerita asli dr novelnya:

- Dari awal film, kok karakter Fahri di liatin sebagai orang yang ceroboh dan kurang smart .

- Di buku agak di tonjolkan perasaan Fahri ke Nurul, tp di film sama sekali tidak di perlihatkan bagaimana perasaan Fahri itu.

- Konflik yang terjadi di Metro berakhir dengan damai dan saling memaafkan, tetapi di film malah terjadi pemukulan, disini malah menggambarkan bahwa orang islam kok terkesan sbg org yg kasar dan semena2. (sangat2 mengaburkan pesan moral yang sgt banyak di adegan Metro ini seharusnya).

- Wanita Amerika yang akhirnya mendapat hidayah utk masuk islam knp tidak di perlihatkan?

- Maria yang mendapat hidayah untuk masuk islam knp tidak di perlihatkan secara tegas?

- Karakter Aisha yang bersahaja knp di buat lebih emosional dan labil?

- Trus teman satu sel Fahri yang seharusnya seorang Profesor yang bijaksana, kenapa malah di ganti sama laki2 yang ga jelas normal atau gila, yang tiba2 bicara mengenai iman dan ngomong ttg Nabi Yusuf, dll what? Bukankah ini sangat merusak banget. Knp harus ada karakter buruk begitu untuk bicara pesan2 yang baik ke Fahri, kyanya ga pas bgt deh.. (and very annoying) kok ga di pikirin ya?? Bingung gw..

- Trus ttg si Noura yang ternyata tertukar dengan anaknya bahadur sewaktu masih bayi kok kurang di jelasin bgt, klo ada penonton yg ga pernah baca novelnya, bisa bingung dong.

- Hubungan Fahri dengan keluarga Maria digambarkan sgt dekat sekali (di novel Maria mempunyai bapak dan seorang adik), dan keluarga mereka-lah yang menjamin Fahri supaya bisa keluar dari penjara untuk menjenguk Maria lalu keluarganya juga yg meminta Fahri untuk menikahkan anaknya demi kesembuhan maria yang memang sedang sakit (bukan karena di tabrak).

- Alasan Noura memfitnah Fahri tidak lain supaya di nikahkan Fahri karena Noura tidak mau bersama2 Bahadur yang menghamilinya. Harusnya hal ini jg di jelaskan sehingga penonton bisa jelas, bukan hanya menjelaskan kalau Noura mencintai Fahri.

- Tokoh2 syeikh yang banyak memberikan nasihat bagus malah ditiadakan.

- Al-Azhar kok digambarinnya jelek bener ya?

- Dan banyak lagi kekurangan2 yang terdapat di film AAC ini.

Kalau setelah baca novel ‘ayat-ayat cinta’, pasti setiap orang yang membacanya akan menjadi orang yang lebih baik (terilhami dari karakter Fahri) dan memahami makna2 islam dgn benar.
Selain itu akan belajar untuk membedakan hakikat cinta sebenarnya dengan nafsu emosi belaka.

Dari semua karakter di film ini yang paling pas dan sama persis dengan di buku cuma tokoh si Bahadur aja hahaha..

Well, dari satu sampai lima gw kasih nilai dua aja deh.. harus banyak2 belajar lagi tuh yang bikin film, padahal di kasih modal ga sedikit kan buat film itu hhhh… ketauan AADC deh, dengan cerita yang sebenarnya sederhana tapi mo nonton smp berkali2 tetap enak aja di lihat karena dari segi pemain2nya yang cocok, segi dialog2nya yang tidak terlupakan dan juga karena OST yang di buat Melly sangat bagus dan membuat film lebih hidup.

Atau coba deh nonton film sederhana dari Iran yang berjudul ‘Children of Heaven’, itu baru kisah yang bikin hati tersentuh, meskipun tidak memakai banyak dialog tp meaning dr film itu sgt banyak.

Yaaah sebenarnya film Indonesia itu ga buruk2 bgt, cuma kalo buat film yg di sadur dari novel tinggal gimana cara eksekusinya aja.. ya mungkin di perdalam lagi pendalaman tokoh utama dan tokoh2 pendukungnya, udah gitu nulis skenarionya jangan asal, perubahan jalan cerita jangan kelewat belok dan bikin jelek dari cerita aslinya. Untuk AAC harusnya ada narasi dari si Fahri, sehingga kita bisa lebih mengenal budaya Mesir dan mengenal karakter Fahri bagaimana. (yaitu Fahri yang mempunyai sifat sangat alim, pintar dan sederhana).

Kalau emang susah mengangkat novel ini untuk di kemas se-efisien mungkin menjadi film layar lebar, mendingan di buat pelan2 jadi trilogy kya Godfather. Jadi dialog2 yang bagus ga hilang, tokoh2 bijaksana ga hilang, jalan cerita jg mengalir dengan baik, bukan terkesan di buru2 dan dibuat sejadinya.

Hhhh.. akhir kata, gw bnr2 kecewa deh ntn AAC.. pas ntn yang kedua, gw smp keluar di tengah film karena sakit perut hehehe.. :p