Family's Honor

I am a man who will fight for your honor
I'll be the hero you're dreaming of

We'll live forever
Knowing together that we , Did it all for the glory of love



Kata2 diatas aku ambil dari reff lagu Glory of Love-Peter Cetera dan kalimat yg aku garis tebal, mungkin itu salah satu esensi yang paling penting dalam berkeluarga, selain cinta tentunya.
Kalau membicarakan cinta dalam keluarga mungkin sudah tidak perlu di bicarakan lagi pentingnya, itu sudah pasti. Nah, utk masalah kehormatan, atau saling hormat menghormati dalam keluarga itu sendiri, mungkin sedikit-banyak orang suka menyepelekannya.Oh ya? misalnya gmn tuh?

Misalnya begini, aku ambil contoh dari yg paling sepele aja (atau tdk sepele jg sih):
Ada suami-istri yang baru menikah, lalu dalam pertemuan keluarga terjadilah obrolan ringan..
Kakak suami : "bagaimana nih pasangan baru, enak kan nikah hehe.."
Suami : "yah ternyata ga seindah seperti yang dibayangkan ya, kirain klo punya istri bakal di layanin seperti raja taunya malah capeek.." (niatnya nyindir istri)
Istri: ???!!!

Mungkin yang di ceritakan si suami itu benar adanya, si istri kurang mengurus suami, jd capek, dll.. tp permasalahan yang mau aku bicarakan disini bukan masalah si istrinya yg malas itu. Yang jd masalah itu, kenapa si suami menceritakan hal buruk tentang istrinya itu? knp harus dibuka di depan orang lain? bukankan itu menjatuhkan citra si istri? dan bisa di tebak kelanjutan kisah di atas, si istri bakal marah sm suami, lalu merasa rendah diri, merasa tidak berguna, merasa tidak di hargai, dan perasaaan2 negatif lainnya..
Coba kalau kisah di atas kita rubah, menjadi seperti ini:

Kakak suami : "bagaimana nih pasangan baru, enak kan nikah hehe.."
Suami : "wah Alhamdulillah senang banget.. aku beruntung bisa mendapatkan istri seperti si Ani (ceritanya nama istrinya Ani hehe).. pinter ngurus suami, ngurus rumah.. aah pokoknya semua yg aku mau ada pada Ani deh.." (sambil melirik Ani dengan tatapan sayang)
Istri:(mendengar tersipu2) "ah mas Aan (ceritanya namanya aan hihi) bisa ajah.. engga kok, mas aan jg baiiik banget selalu bantuin aku di rumah.." 

Lalu mereka pulang ke rumah dengan mesra, meskipun pada kenyataannya tidak seperti yg suaminya bilang itu, tp Ani jd mikir bahwa suaminya baik banget smp muji2 dirinya di depan orang lain.. lalu berjanji akan melakukan yg terbaik utk suaminya..
Kalau pada akhirnya begini, insya Allah rumah tangga mereka akan baik2 saja.. karena siapapun yg berumah tangga dan secara sadar ingin mempertahankan rumah tangganya, pasti akan melakukan yg terbaik utk pasangan dan keluarganya, ya kaan bener gaa? (malu sendiri ngomong sok bijak hihi)

Dan cerita di atas bisa bervariasi, kalau sudah nikah lama, bisa jd ada aja pihak2 yang menjelek2an suami/istri atau anak2 di depan suami/istri itu sendiri.. kalau kita mengerti apa itu esensi dalam berkeluarga itu td, pasti serta merta kita akan membela dan marah klo suami/istri/anak2 kita di jelek2an.. terlepas yg di omongin itu benar atau tidak, yg penting kita harus membela pasangan/anak2 kita dulu.. urusan nasehat menasehati adalah urusan intern keluarga, bukan urusan orang lain dengan sok2 memberi nasehat tp jatuhnya malah ngejelek2in orang lain..
Aku yang tau diri tidak sempurna baik dalam pribadi, dalam beribadah, dan jg masih harus banyak belajar dalam berkeluarga, paling anti mengkritik orang lain apalagi membicarakan terang2an kekurangan keluarga lain..
Misalnya nih klo ada anak tetangga yg kurus, bukan hak (dan jg kewajiban) aku utk mengatakan "iiih kok anaknya kurus banget ya, mungkin makanannya kurang bergizi kali".. wah ini adalah kata2 yang sangat menyakitkan utk orang tuanya, dan lagi2 jika kata2 seperti itu aku ungkapkan pasti kehormatan orang tuanya terusik, kesannya mereka tidak memberi makan anaknya dengan gizi yg baik.. meskipun tdnya berniat baik utk memberi masukan ke orang tuanya klo harus memberi makan anaknya dengan makanan bergizi tp aku yakin pasti orang tuanya justru akan marah dan tersinggung dengan perkataanku.
Karena aku tau banget hal ini, makanya aku tidak mau mengurusi orang lain, lidah itu sangat tajam dan gunanya kita punya akal salah satunya adalah utk menahan diri apa yg boleh kita katakan dan mana yg tidak.
Kecuali jika kita di tanya, di minta saran bagaimana supaya begini, supaya begitu.. baru kita akan mengatakan dan memberi masukan apa yg baik, dan klo saran dan kritik yg diminta itu bakal menyakitkan, kita hrs beri peringatan dulu supaya jgn sakit hati nanti saat mendengarnya.

Yah tapi hal2 seperti ini tetap akan ada aja sih terjadi, aku akuin mungkin aku sendiri salah satu orang yang tidak suka di kritik (tanpa di minta) dan aku salah satu orang yg melihat dulu siapa sih yg mengkritik ini? karena akan terlihat lucu aja klo ada orang yg mengkritik padahal dirinya dan keluarganya sendiri belum bener.
Dan aku merasa aku bukan orang yg pantas di kritik, karena tindak tanduk aku kan ga berdampak dengan khalayak banyak.. (bukan presiden, gubernur, atau politisi, dsbnya lah). ya paling apa yg aku lakukan akan berdampak pada keluargaku sendiri.. tp percayalah, ga usah dikritik, aku pasti akan memberikan yg terbaik utk keluargaku (Insya Allah).  Jikapun memang tiba2 ada yg mengkritik aku, dan jika itu di depan suami.. aku jadi mau tau apa sih yg akan mas feri lakukan? apakah ia akan membelaku atau malah membenarkan kritikan itu? (klo kritiknya menjatuhkan). Semoga mas feri cukup sadar dan bisa seperti lirik yang aku tulis di atas itu.. semoga.. :)