What if..

Malam itu tiba2 aku teringat dengannya, seorang baik hati yang pernah dekat denganku. Seorang yang begitu tulus tetapi dengan dinginnya aku tidak pernah menyadari perasaannya. “kami hanya berteman”, dalih itu yang selalu kukatakan jika ada yang menanyakan hubungan kami. Ya, sampai sekarangpun aku masih merasa aneh kenapa saat itu aku tidak bisa jatuh cinta dengannya. Padahal jika dilihat dari segala segi, tidak ada yg buruk darinya. Apakah dia laki2 klise yang cuma baik padaku hanya saat sedang PDKT ? Ah tidak, justru dia sangat baik pada semua org, hampir semua tmn2nya bilang klo dia orang yang suka membantu org lain, bahkan tanpa di minta sekalipun. Aku jadi ingat saat masa2 aku dekat dengannya, dia begitu baik.. tidak terhitung kebaikannya.. setiap hal yang sedang kuperlukan saat itu selalu saja dia coba utk memenuhinya, misalnya saat aku bilang klo aku agak lemah dalam bicara bahasa inggris, tiba2 dia lgs membelikanku buku2 latihan utk berbahasa inggris, trus saat aku menanyakan lagu Lisa Ekhdal, tiba2 dia lgs menyodorkan CD asli-nya untukku (yg kemudian aku kembalikan krn itu brg mahal), begitupun saat aku bilang lagi suka dengan Michael Buble, tanpa di minta dia lgs membelikan kasetnya. Dan hal2 lainnya seperti saat aku hrs membeli buah dan kue utk pertunangan abangku, dia tidak segan2 menemaniku mencarinya, lalu saat aku cerita klo aku blm punya DVD player, dia lgs menawarkan DVD player yang dia dpt dr doorprize acara outing, meskipun dia ingin memberi cuma2 aku merasa lebih enak jika membelinya, diapun hanya memberi harga dengan sangat murah.

Jika keluargaku ditanya apakah menyukainya atau tidak, semua sangat menyukainya karena sifat dia yang friendly dan mudah akrab dengan org lain.

Lalu knp aku tidak bisa mencintainya? Apakah materi? Sama sekali tidak. Dari pekerjaan dia sudah mantap, jika dilihat dari keluarganya, dia anak dari salah satu Direksi perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Mobilnya saja mobil sport dua pintu built up yang klo diliat2 kyanya cuma dia yang punya di jkt ini. Tapi bukan itu yang utama dari dia, melainkan kebaikannya yang tidak pernah kulupakan. Dia selalu berusaha membuatku senang, membuatku tertawa, menghiburku di saat hatiku sedang sakit karena seseorang. Tp berulang kali pun dia merasa sakit hati karenaku. Rasanya aku ingin berteriak meminta maaf jika mengingat aku selalu menyakitinya berkali2.

Dia berkata ingin menikah muda, dan tidak ingin pacaran lama2. Kesamaan itu yang selalu kami bahas berdua, tapi saat dia bnr2 menyatakan perasaannya denganku, aku bnr2 tidak bisa berkata apa2, aku merasa takut dan aku ga ngerti dgn perasaanku sendiri. Sampai aku sadar klo aku tidak punya/blm punya perasaan apa2 dengannya, akupun tidak ingin membohongi perasaanku sendiri, karena saat itu aku masih menyayangi seseorang yang meskipun sifat dan sikapnya berbanding terbalik dengan dia, aku dengan bodohnya selalu memilih laki2 yang tidak worth it itu. Stupid.

Sekarang aku cuma bisa turut berbahagia melihat dia dengan keluarga kecilnya, istri dan anak pertamanya. Niat baik dia utk menikah muda benar2 terkabul. Meskipun ada perasaan sedikit kehilangan saat itu, tapi aku bnr2 senang kok melihatnya..

He deserve to be happy..

Ah penyesalan memang datang belakangan, mungkin karena dulu pemikiranku yang belum matang dan masih mengedepankan emosi daripada logika, jadi terjebak dengan perasaan semu sendiri. Mencintai orang yang salah.


Jika saja bisa mengulang waktu..

but.. there is no if..