Rezeki yang barokah itu..

Hari ini seperti biasa, ada pengajian rutin di mushola kantor tiap hari Jum'at. Meskipun datangnya telat karena makan siang dulu, lumayanlah sedikit dapat pencerahan tentang 'Rezeki di tangan Allah SWT', tema pengajian hari ini. Yang di omongin Ibu guru ngajinya, pas banget dengan pengalaman yang baru aku dan suami alamin, bahwa yang namanya rezeki itu datangnya dari Allah SWT dan kalau kita sudah yakin, insya Allah tidak perlu takut kehilangan atau kekurangan.
Karena kejadiannya baru kita alami, aku ingin bercerita sedikit akan hal itu, mudah2an bukan bermaksud riya atau sombong ya..
Jadi gini ceritanya, beberapa bulan yang lalu aku dan mas feri lagi bingung dengan biaya lahiran nanti kira2 bagaimana ya, karena ini anak pertama pinginnya melahirkan di tempat yang aku bisa merasa nyaman, dan aku udah sreg dengan RS yang letaknya tidak jauh dari rumah, selain tempatnya bersih, sm dokternya jg aku dah cocok. Sbnrnya banyak teman2 yang punya pengalaman melahirkan di klinik dengan biaya muraah sekali, bahkan klo normal ada yg biayanya cm di bawah 2 juta, itu udah semua2nya.. waw.. di bandingkan dengan tarif paket melahirkan di rumah sakit tempat aku konsultasi dokter kandungan selama ini, jauuuuh bangeeet.. apalagi tarif melahirkan cesar.. duh lebih dari dua kali lipat harga melahirkan normal, makanya insya Allah nanti aku melahirkan normal aja ya.. mudah2an.. amiin..
Nah, seiring berjalannya waktu, sembari berdoa dan memikirkannya, tiba2 kita malah kepikiran untuk beli rumah. Nah loh nyambung ga tuh? hehe sbnrnya2 ya nyambung2 aja sih, kita kepikiran pingin punya rumah sendiri yang mantap klo dah punya baby, biar gimana tempat tinggal kita sekarang ini kan punya Bapaknya mas feri, meskipun beliau sbnrnya ga masalah kalau kita mau tinggal seterusnya disitu, tapi tetap kita putuskan utk bisa beli rumah sendiri. Setelah hunting sana-sini, akhirnya dapat juga rumah yg sreg di Depok. Alhamdulillah dapat rumah dengan tanah luas dengan harga yg masih terjangkau. Dengan segala usaha memenuhi pembayaran surat dan biaya2 administrasi pembelian rumah, akhirnya akad kredit rumah bisa terlaksana pada tanggal 8 Februari 2011 di salah satu Bank BUMN terbesar di indonesia.
Loh, tadi bingung dengan bagaimana cara mendapatkan uang utk biaya melahirkan, knp malah jadi beli rumah? bingung kan? aku jg bingung klo di pikir2 hehe.. sebenarnya itu dia inti pembicaraan kita selama ini (emang apa intinya? focus pleasee.. ).
Ok, after that, kita rajin berdoa lagi, semoga dapat rejeki buat lahiran anak dalam beberapa bulan ke depan ini, klo diitung2 masih ada sekitar 4 bulan utk nabung..
Lalu suatu hari aku mendapat kabar baik dari mas feri. Dalam hal ini aku akui, karena sepertinya yang akhlaknya lebih bagus dan kerjanya lebih giat adalah mas feri, jadi rejekinyaa mas feri -Alhamdulillah- lebih banyak dari aku. Adaa aja rejeki yang mas feri dapat, tiba2 dapat bonus dari kantor lah, dapat uang arisan di kantor lah, di tambah gajinya yang naik di banding tahun lalu.. Aku ikut bersyukur dengan rezeki yang didapat mas feri, buru2 kita tabung semua uang yg mas feri dapat itu... dan Alhamdulillah lagi, rezeki mas feri itu lebih dari cukup utk biaya melahirkan nanti, apalagi klo lahirannya normal, wah bisa buat kebutuhan yang lain nanti..
Guru ngaji pun mengingatkan pada
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam qur’an surat ath-tholaq ayat ke 2-3:
...وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَيَحْتَسِبُ…
“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka,,” (At-Thalaq: 2-3)
.
Syukur Alhamdulillah ya.. senangnya doa kita di kabulkan. Eit tapi tunggu dulu, ibu itu pun menambahkan satu hal yang lebih penting lagi, bahwa rezeki yang kita dapat itu belum bisa dibilang rezeki yang barokah jika manfaatnya hanya di rasakan sendiri. Jadi gimana tuh? aku pun bertanya pada ibu guru ngaji (knp ga bilang ustadzah aja sih? hihi), klo misalnya kita punya tabungan utk melahirkan, lalu salah satu orang tua kita membutuhkan uang untuk kebutuhan tertier, misalnya butuh biaya buat perpanjang STNK mobil bagaimana? which is, kebutuhan itu bukan suatu hal mendesak seperti utk makan atau biaya utk kesembuhan penyakit, dsb. Ibu itu pun menjelaskan klo hal itu kembali ke pilihan kita lagi  apakah mau  ikhlas berbuat baik kepada orang tua, meskipun menurut kita ga penting, bisa jd penting buatnya. Klo pilihan kita jatuh utk mengalah dan mau membantu, maka saat memberi kita boleh bilang kalau uang itu sebenarnya utk biaya melahirkan, dengan  begitu bisa jd bahan pertimbangan orang tua apakah tetap menerima atau tidak. Tapi tetap dari awal kita harus niat ikhlas untuk membantu. Insya Allah nanti akan ada lagi rezeki buat lahiran..
Rezeki yang barokah itu pun bukan hanya berupa materi saja, tp bisa berbentuk ilmu, kesehatan, kebahagia-an, dsbnya. Utk ilmu, misalnya kita bisa mengaji, alangkah baiknya jika kita bisa mengajarkan ngaji ke orang lain, begitu juga dengan kesehatan, alangkah baiknya jika kita sehat dan kuat bisa membantu orang lain dengan bekerja meringankan beban orang lain. dan banyak lagi contohnya yang bisa kita terapkan sendiri dalam hidup sehari-hari. Insya Allah rezeki kita semua barokah ya.. amiin.
Terakhir ada hal yang aku tanyakan lagi, meskipun sedikit tidak nyambung, aku hanya ingin memastikan saja satu hal ini. aku bertanya, apakah seorang suami itu harus lebih condong ke orang tua di banding istri dan anaknya? dan jawabannya adalah 'YA'. Aku-pun tidak terlalu terkejut mendengar hal itu karena sebelumnya yang aku dgr dari guru2 ngaji yang lain (termasuk mamah dede yg ada di tipi) memang begitu. Dalam islam mengajarkan bahwa seorang suami memang harus lebih ke orang tua -terutama ibu-, sedangkan seorang istri harus lebih ke suami di banding orang tuanya. Tapi suami ga harus fokus ke mertua, melainkan hanya berbuat baik saja.
*Sekedar mengingatkan diri sendiri, dan beberapa orang yang suka salah kaprah akan hal ini.

Fiuh, Alhamdulillah hari ini dapat renungan yang bagus lagi.. tiap minggu kita emang senang dengar pengajian yang menyangkut masalah keluarga atau rumah tangga karena sebagai orang awam tentunya kita butuh pengetahuan yang lebih banyak lagi bukan?

Anw, semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat banyak orang ya.. do not hesitate to correct me if i'm wrong (jieh sok inggris hehe).